Thursday, December 17, 2009

Kawat Gigi Mencegah Masalah pada Gigi dan Jantung



Kawat gigi adalah kawat yang dapat meratakan gigi. Menurut jenisnya, bracket (bagian yang menempel) pada kawat gigi untuk tujuan estetis atau kosmetik ada yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat. Ada yang bersifat permanen artinya tidak dapat dilepas dan dipasang, lalu ada juga yang bersifat bisa dilepas dan dipasang. Mekanismenya yaitu dia mengatur, mendorong dan menahan pergerakan gigi. Perawatan ortho bertujuan untuk memperbaiki fungsi bicara, estetis muka, sudut bibir, rahang, senyum. Proses dari awal sampai akhir sesuai standar membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu.
Sebaiknya, pemasangan (kawat gigi) dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodontist. Jika susunannya normal, geligi berbaris rapi atau antara gigi atas dan bawah bisa tepat mengatup. kalau sudah simetris - garis tengah dua gigi depan atas sejajar dengan garis tengah dua gigi depan bawah, sedangkan letaknya persis di bagian tengah wajah. Namun, tak semua orang bagus susunan giginya. Prevalensi (angka kejadian) kelainan susunan geligi dan pengatupan rahang di Indonesia konon mencapai 80%. Kelainan ini menjadi masalah terbesar ketiga setelah gigi berlubang dan penyakit gusi. Jika gigi-geligi terlalu berjejal, maju-mundur, gingsul, atau sebaliknya terlalu jarang, kawat gigi diperlukan untuk meluruskan. Juga pada kondisi rahang bawah normal, rahang atas maju (tonggos), atau sebaliknya, rahang bawah terlalu maju, rahang atas normal (cakil). Jika tak cepat ditangani, kelainan-kelainan itu akan membuat acara sikat gigi tak maksimal. Akibatnya, gigi jadi gampang berlubang, tumbuh banyak karang gigi, gusi mudah berdarah, dan memun-culkan bau mulut tak Sedap. Pada tahap lebih parah, bahkan dapat menimbulkan gangguan sakit kepala dan otot leher.

Memicu stroke
Urusan kerapihan gigi ini tidak bisa dianggap sepele. Tidak hanya bisa mengganggu pencernaan, tapi juga bisa menimbulkan akibat ke seluruh tubuh.
Tidak percaya? Susunan gigi yang amburadul membuat sela-sela gigi susah dibersihkan. Akibatnya gigi gampang berlubang, keropos, timbul plak, gusi mudah berdarah, hingga menimbulkan aroma tidak sedap dari mulut.

Kuman-kuman yang bersarang di gigi juga bisa mengganggu kesehatan gusi dan saraf. Beberapa referensi medis bahkan menyebutkan jika kuman gigi dibiarkan, bisa merembet ke jantung bahkan bisa memicu terjadinya stroke!Kawat gigi, lanjut Drg. Aditya, merupakan solusi untuk memperbaiki susunan gigi tersebut. Susunan gigi yang tergolong susah dikoreksi seperti gigi tonggos pun bisa dibenahi dengan kawat gigi. "Ambil contoh pemain bola Ronaldinho, jika ia mau, giginya bisa dibenahi dengan kawat gigi," ucapnya.

Rajin periksa
Hanya saja, untuk mengenakan kawat gigi tak semudah yang diduga orang kebanyakan. "Memasang kawat gigi ada prosesnya. Mulai dari pemeriksaan gigi, foto susunan gigi, hingga membuat cetakan gigi pasien agar mudah diketahui bagian mana saja yang harus dibenahi," kata Drg. Yulia Rachma, Sp.Perio, ahli tulang dan penyangga gigi dari Klinik Matra Medika Kebon Jeruk, Jakarta.

Lebih lanjut lagi, jika ada masalah pada gigi dan gusi sebaiknya ditangani terlebih dahulu sebelum memakai kawat gigi. "Kalau tidak nanti susah disembuhkan karena keburu terhalang kawat gigi," imbuhnya.

Pemeriksaan foto rontgen diperlukan untuk mengetahui susunan awal gigi orang tersebut, apakah ada gigi yang perlu dicabut atau tidak. "Karena bisa jadi ada orang yang giginya besar tapi ruang di gusinya kecil, sehingga gigi lain perlu 'dikorbankan' untuk memberi ruang pada gigi yang hendak dikoreksi letaknya. Jika ukuran gigi dan gusi sesuai, tak perlu ada 'tumbal' gigi lain," paparnya.

Setelah mengenakan bracket, pasien tak langsung lolos dari klinik dokter gigi. Pemeriksaan rutin wajib dilakukan tiga atau empat minggu sekali. "Pemeriksaan ini sekaligus untuk menarik gigi secara bertahap. Kalau tidak ditarik, gigi tidak akan bergeser ke posisi yang diinginkan," ujar Drg. Aditya.

Lamanya pemakaian kawat gigi bergantung pada kondisi dan seberapa besar posisi gigi yang harus dikoreksi. Semakin banyak gigi atau posisi yang harus ditarik, semakin lama pula waktu pemakaiannya. "Biasanya berkisar dua hingga tiga tahun, tapi bisa tambah lama atau cepat, tergantung pola hidup si pasien," sebutnya.

Senyuman jutawan
Meski terlihat menyiksa dan membutuhkan ketelatenan dalam merawatnya, hasil yang didapat bakal setimpal. "Banyak mantan pengguna bracket yang puas dengan bentuk dan fungsi gigi mereka setelah dikoreksi dengan kawat gigi," ungkap Drg. Aditya.

Meski demikian, hak untuk mengenakan kawat gigi atau tidak tetap ada di tangan pasien. Jika pasien tidak mau mengenakan kawat gigi, ia harus benar-benar menjaga kebersihan giginya. "Nah, seringnya ada orang yang susunan giginya sudah benar ingin mengenakan kawat gigi untuk ikut tren. Kalau giginya sehat dan tidak ada masalah untuk apa kawat gigi?" imbuhnya.

Harga bracket tergolong tidak murah untuk kebanyakan masyarakat Indonesia, yang juga bergantung pada tempat pasien memasangnya. "Harga pemasangan dan perawatan kawat gigi tidak murah. Itu sebabnya senyum gigi kawat dikenal dengan sebutan senyum jutawan," ucap Drg. Yulia. (GHS/Michael)

Dijelaskan oleh Drg. Aditya Pribadi, Sp.Ort, ahli gigi dari RS Mitra Keluarga Bekasi, fungsi utama bracket adalah memperbaiki susunan gigi dengan cara menarik secara perlahan dan bertahap agar susunan gigi rapi seperti yang diinginkan. Jika susunan gigi sudah benar, orang tersebut lebih mudah mengunyah makanan.

"Gigi yang tidak rata mempersulit proses mengunyah dan makanan yang dikunyah pun tidak benar-benar lumat. Nah, bagi orang yang pencernaannya sensitif, makanan yang tidak benar-benar hancur tadi bisa menjadi masalah," tutur Drg. Aditya.

0 comments:

Post a Comment

 

Halim's Blog Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template