Saturday, October 3, 2009

Drama - Terlalu sayang sama pacar jadi salah paham deh...


TERLU SAYANG SAMA PACAR ?

JADI SALAH PAHAM DECH !


Suasana hening dan tegang tercipta menjelang persidangan dimulai. Edo dan Zaki yang duduk di bangku pesakitan mulai gelisah.Begitu pula dengan tiga orang saksi yang duduk di belakang para pesakitan. Hakim yang memimpin jalannya sidang pun menghentakkan palunya sebanyak 3 kali bertanda sidang telah dibuka.



Hakim : (Melihat ke arah kedua orang yang duduk di bangku pesakitan) “Siapa yang bernama Edo?”

Edo : (Dengan perasaan takut,mengangkat kepala dan menatap kearah hakim) “Saya Buk.”

Hakim : (Menatap kearah Zaki) “Dan kamu nama Zaki?”

Zaki : (masih menundukkan kepala) “Ya Buk.”

Hakim : (Melihat berkas-berkas yang berada di depannya lalu menatap kearah Edo) “Edo, mengapa kamu pukul Zaki sampai benjol-benjol?”

Edo : (Mencoba membela diri) “Dia yang lebih dulu memukul saya Buk!”

Hakim : (Penasaran) “Pukul bagaimana? Coba ceritakan awal kejadiannya.”

Edo : (Mulai tenang, kemudian menceritakan yang menurutnya terjadi) “Begini Buk. Saya dengan dua teman saya, yaitu Dino dan Gina pergi berkunjung kerumah teman SMP saya yang bernama Mira. Setelah berada di rumah Mira, saya duduk di samping Mira. Sedangkan Dino dan Gina duduk bersebelahan….”(diam dan berpikir)

Hakim : (Tidak sabar dengan sikap Edo yang diam)“Ayo cerita terus!”

Edo : (Melanjutkan ceritanya) “Lalu tak lama kemudian Zaki datang.”

Hakim : (Memotong cerita Edo dan bertanya) “Apa perlu kamu datang kerumah Mira?”

Edo : (Mengubah posisi duduknya sedikit) “Saya ingin mengajak Mira jalan Buk.”

Hakim : (Bertanya lagi) “Lalu kenapa Zaki bisa memukul kamu? Dan apakah kamu sudah mengenal Zaki sebelumnya?”

Edo : (Menghela nafas) “Belum Buk, saya belum mengenalnya sebelumnya. Dan saya tidak tahu mengapa Zaki bisa memukul saya, karena begitu zaki datang dia langsung menarik tangan saya lalu membentak saya dan mengatakan “Siapa kamu dan ngapain kamu ada disini”. Saya yang merasa tidak senang dibegitukan lalu mendorong Zaki. Setelah itu Zaki secara tiba-tiba menghampiri saya dan memukuli saya sampai benjol-benjol Hingga Dino,Gina dan Mira turun tangan untuk memisahkan Zaki dari saya. Begitulah ceritanya Buk.”

Hakim : (Dengan raut wajah yang serius, manggut-manggut seolah mengerti. Lalu mengubah arah tatapannya kearah Zaki dan bertanya pada Zaki) “Apa benar itu Zaki?”

Zaki : (Mengangkat kepalanya,menghela nafas,sembari menjawab pertanyaan Hakim) “Benar Buk, tapi…”(diam dan berpikir mencari kata-kata yang tepat untuk membela dirinya)

Hakim : (Tidak sabar menunggu Zaki berpikir) “Tapi apa? Ayo cepat lanjutkan”

Zaki : (Meneruskan cerita) “Tapi posisi duduk Edo dan caranya duduk itu Buk yang membuat saya marah.”

Hakim : (Kembali bertanya pada Zaki) “Emangnya kenapa kamu harus marah, apa ada yang alah dengan cara duduk Edo?”

Zaki : (Agak besemangat untuk membela dirinya) “Ada Buk, Edo duduk sambil merangkul Mira.”

Hakim : (Bertanya lagi) “Memangnya Mira itu siapa kamu?

Zaki : (Mulai agak marah, karena teringat kejadian yang barusan ia ceritakan kepada Hakim) “Mira itu pacar saya Buk. Coba Buk Hakim pikir sendiri, siapa sich yang nggak marah waktu ngeliat pacarnya dirangnkul orang? Pasti semua orang itu akan berbuat sama seperti saya Buk. Saya yakin itu.”

Hakim : (Melihat kearah tempat duduk dimana para saksi duduk. Kemudian hakim memanggil salah satu saksi) “Baiklah untuk memperjelas masalah ini saya akan memanggil saksi-saksi yang melihat langsung pada saat kejadian perkelahian berlangsung untuk dimintai keterangan.(karena belum tahu mana saksi yang bernama Mira, Dino dan Gina maka hakim memanggil saksi dengan cara menunjuk saksi dan saksi yang ditunjuk hakim adalah Mira yang duduk paling kanan) Kamu yang duduk paling kanan silahkan berdiri di sana(menunjuk tempat dimana biasanya saksi menceritakan kesaksiannya), perkenalkan nama kamu dan ceritakan yang kamu ketahui pada saat kejadian perkelahian terjadi.”

Mira : (Berjalan ketempat kesaksian dan setelah sampai mulai bercerita) “Nama saya Mira,saya pada waktu itu selaku pemilik rumah. Waktu itu hari Minggu dan saya memang sudah membuat janji dengan Zaki akan pergi kerumah teman saya di Medan,tetapi tiba-tiba Edo, temen baik saya sewaktu SMP datang kerumah saya. Dan seperti yang diceritakan Zaki tadi Edo duduk sambil merangkul saya.( diam sembari menghela nafas)

Hakim : (Tidak sabar menunggu Mira) “Kenapa kamu tidak marah sewaktu edo merangkul kamu?”

Mira : (Melanjutkan cerita) “Saya tadak marah karena itu dulu sudah biasa kami lakukan sewaktu di SMP dan sewaktu Edo datang saya sangat senag karena saya sudah lama tak berjumpa dengannya semenjak lulus SMP.”

Hakim : (Berpikir sejenak tentang apa nyang akan ditanya lagi. Setelah beberapa saat barulah hakim menanyakan pertanyaan lagi kepada saksi) “ Kamu seharusnya kan tahu kalau zaki akan datang kerumah kamu terus kenapa kamu masih terus mau dirangkul oleh Edo?”

Mira : (Menelan ludah dan mencoba untuk menjawab pertanyaan dari hakim dengan tenang) “Namanya juga saya sudah lama tidak bertemu dengan Edo yang merupakan teman laki-laki yang paling akrab dengan saya sewaktu SMP jadi sewaktu saya, Edo dan kedua temannya sedang asyik bercerita saya jadi lupa tentang janji saya dengan pacar saya.

Hakim : ( Melihat kearah bangku dimana duduknya dua saksi yang lain) “Kalian yang di belakang sana harap diam karena kalian belum dimintai keterangan. Suara kalian sangat mengganggu pada saat ini,mengerti?”

Gina dan Dino : (Merasa malu dan dengan serentak menjawab hakim)” Mengerti Buk.”

Hakim : (kembali menatap Mira dan bertanya) “Setelah yang kamu ceritakan tadi apa yang terjadi selanjutnya?”

Mira : (menjawab dengan suara agak pelan) “setelah itu Zaki datang dan langsung marah,kemudian terjadilah kejadian yang tidak kami inginkan seperti yang diceritakan Edo tadi.”

Hakim : (Merasa cukup dan puas mendengarkan cerita dari Mira) “Baiklah, terima kasih atas keterangan kamu. Silahkan kembali ketempat duduk kamu. (mencatat inti dari keterangan yang diberikan oleh Mira kemudian menoleh kearah dua saksi yang lain dan memanggil saksi laki-laki untuk memberi keterangan) Saksi selanjutnya yang laki-laki silahkan maju dan berdiri di tempat kesaksian. Perkenalkan diri kamu dan berikanlah keterangan yang sebenarnya.”



( Mira kemudian berjalan kembali ketempat duduknya tadi dengan perasaan lega. Dan

Dino berjalan menuju tempat kesaksian dengan perasaan sedikit takut dan gugup)



Dino : (Setelah sampai di tempat kesaksian)”Baiklah Buk Hakim, begini ceritanya. Waktu itu hari Minggu, Buk Hakim tahu sendiri kan kalau hari Minggu tuch biasanya anak muda jalan-jalan sama pasangannya, kebetulan waktu saya ngajakin teman saya, Edo untuk jalan, dia nggak mau karena belum punya pasangan. Jadi saya suruh dia untuk nyari temen cewek biar dia punya pasangan…( menghela nafas sejenak). Selanjutnya edo mutusin untuk ngajakin temen SMPnya,trus kami bertiga, saya, Edo dan pacar saya Gina pergi kerumah Mira yang merupakan temen SMP Edo. Setelah sampai di rumah Mira, kami disambut oleh Mira dan dipersilahkan masuk kedalam rumah Mira. Trus kami didalam ya bercengkrama seperti yang dijelaskan Mira tadi, lalu waktu asyik-asyik ngobrol datang deh si zaki dan langsung marah-marah yang berujubg perkelahian. Begitulah Buk.”(menghela nafas lagi)

Hakim : (Menatap Dino sambil mencatat inti dari keterangan yang diberikan oleh Dino) “Baiklah jika memang itu saja yang kamu tahu. Saya berterima kasih atas penjelasanmu tadi. (Melihat kearah bangku saksi dan menyuruh saksi terakhir yaitu Gina untuk maju memberikan kesaksian) Kamu yang belum maju silahkan maju untuk memberikan kesaksian.”



( Dino keluar dari tempat kesdaksian dan kembali menuju ke tempat duduknya semula dengan perasaan lega, sedangkan Gina berjalan dari bangku saksi menuju tempat kesaksian dengan perasaan was-was)



Gina : (Dengan perasaan yang takut mencoba untuk memberikan keterangan walaupun dengan kata yang terputus-putus) “Be..begini Buk Hakim, saya pada hari Minggu di..diajak sama pa…pacar saya jalan…teruss pacar saya ngajakin te..temennya biar lebih seru. (sudah mulai agak tenang) Kemudian temennya itu ngajakin kami untuk jemput pasangannya biar dia gak sendirian. Lalu kami pun pergi ke rumah Mira yang pengen diajakin sama Edo biar di punya pasangan jalan. Trusss. . . .”( diam dan berpikir)

Hakim : (Merasa sudah mengetahui kelanjutan cerita yang akan diceritakan oleh Gina maka hakim menyuruh Gina berhenti bercerita. Hakin kemudian mengajukan pertanyaan kepada Gina) “Sudah….sudah cukup, saya sudah tahu kelanjutan cerita kamu. Sekarang saya ingin bertanya sama kamu, kenapa kamu, Edo dan Dino jadi lupauntuk ngajakin Mira jalan dan malah asyik bercengkrama?”

Gina : (Berpikir untuk mencari jawaban sejenak kemudian memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Hakim) “Begini Buk Hakim, waktu itu Edo sudah mencoba ngajakin Mira, tapi Miranya nggak mau, karena dia udah ada janji katanya. Tapi Mira nggak bilang kalau dia janjinya sama pacarnya, jadi Edo mutusin untuk ngobrol-ngobrol dulu sama Mira dan kami pun ikut kata edo aja, karena saya dan pacar saya sudah suka dengan suasana rumah Mira yang sejuk.”

Hakim : (Manggut-manggut seolah mengerti,mencatat inti dari keterangan saksi dan kemudian menyuruh saksi untuk duduk) “Baiklah terima kasih atas penjelasan kamu, sekarang kamu boleh duduk.”(Beralih pandangan menuju kearah dua pesakitan di depannya)

Gina : (Dengan perasaan lega mengucapkan terima kasih kepada Buk Hakim dan kemudian berjalan kembali ke bangku saksi) “Terima kasih Buk Hakim.”

Hakim : (Melihat catatan-catatn kecilnya selama persidangan, kemudian memberikan vonis kepada para pesakitan) “Baiklah setelah saya mendengar keterangan para saksi tadi, semuanya sama dan pada akhirnya saya memutuskan hukuman yang harus ditanggung oleh kalian berdua. Tetapi tingkat hukumannya berbeda. Untuk Zaki,kamu didenda uang senilai Rp 500.000,- atau kurungan 5 hari. Dan untuk Edo, didenda Rp 300.000,- atau kurungan 3 hari.Keputusan hakim tidak dapat diganggu gugat.” (mengetokkkan palu sebanyak 3 kali bertanda sidang telah usai)



Persidangan akhirnya usai, Edo dan Zaki bersalaman usai persidangan. Mereka berdua puas dengan keputusan hakim dan mereka berjanji pada diri mereka sendiri untuk mengambil hikmah dari kejadian ini.







The End




1 comments:

Andi Jack on October 4, 2009 at 3:25 AM said...

Lumayan

Post a Comment

 

Halim's Blog Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template